Very little information about the case of Tepenat Wenda is publicly available. According to the monthly West Papua report published by the East Timor Action Network (ETAN), Mr Wenda was arrested by police, along with Dipenus Wenda, Wetius Wenda and Marius Kogoya, while giving out leaflets campaigning for a boycott of the 5 April 2004 elections. They were arrested in the Bokondini district of Papua’s Central Highlands. While this article does not give a date for their arrest, a later email circulated by Koteka Prisoner Support, published on a Yahoo group, states that the four men were arrested on 29 March 2004.
Marius Kogoya was shot dead while in police custody. The police’s version of events, as reported in local and national newspapers the Cenderawasih Pos and the Jakarta Post, was that Mr Kogoya had fought back while under interrogation. The report published by ETAN states that police claimed that Mr Kogoya was trying to escape arrest at the time he was shot. The police also claimed that the four men arrested had admitted to being members of the OPM.
The email from Koteka Prisoner Support relates that in early May the three survivors were being held under arrest in Wamena hospital, but doesn’t give details of injuries or illnesses.
The Office for Justice and Peace (Sekratariat untuk Keadilan dan Perdamaian, SKP), in their chronology of events connected to human rights in Papua, reported from the sixth session of the three men’s court case on 23 November 2004, however there is no report of the verdict or sentence.
While one of the prisoners arrested in this case, Dipenus Wenda, was reported as still being imprisoned by the Alliance of Democracy for Papua (Aliansi Demokrasi untuk Papua, ALDP) in 2011, this has not yet been confirmed. The fates of Tepenat Wenda and Wetius Wenda remain unclear.
Sources
ETAN / Robert F. Kennedy Memorial Center, “Papua Report April 2004”, April 2004, http://etan.org/issues/wpapua/rfk/04aprilwpap.htm
Koteka Prisoner Support, “West Papua Prisoner Support Week”, 6 May 2004, http://groups.yahoo.com/group/tribal-melanesia/message/1784
Cenderawasih Pos, “Keterangan Kapolsek Memberatkan Terdakwa”, 9 November 2004, http://groups.yahoo.com/group/Komunitas_Papua/message/2538
Jakarta Post, “Police Shoot Dead Separatist Ahead of Voting Day”, 5 April 2004, http://www.thejakartapost.com/news/2004/04/05/police-shoot-dead-separatist-papua-ahead-voting-day.html
Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Jayapura, “Catatan Sosio-Politik No 10”, February 2005, http://www.hampapua.org/skp/skp02/ssp-10i.pdf
Aliansi Demokrasi untuk Papua, (ALDP changed its website during 2012, and its archive is currently unavailable online) Informasi mengenai Tepenat Wenda yang tersedia secara public sangatlah terbatas. Menurut laporan bulanan East Timor Action Network (ETAN) mengenai Papua Barat, Wenda ditahan oleh pihak kepolisian Indonesia, bersama dengan Wetius Wenda, Dipenus Wenda, dan Marius Kogoya, saat membagikan selebaran untuk mengajak masyarakat umum untuk memboikot pemilihan umum 5 April 2004. Mereka ditahan didaerah Bokondini, daerah pusat dataran tinggi papua. Artikel laporan tersebut tidak menyatakan tanggal terjadinya penahanan ini, tetapi sebuah email yang disirkulasikan oleh Koteka Prisoner Support melalui Yahoo Group, menyebutkan tanggal penahanan keempat orang tersebut tertanggal 29 Maret 2004.
Marius Kogoya ditembak mati saat berada dalam penahanan pihak kepolisian Indonesia. Menurut versi polisi, yang dilaporkan dalam koran setempat dan nasional, Cendrawasih Pos dan Jakarta Post, Kogoya melawan balik pada saat diinterogasi. Laporan oleh ETAN menyatakan pihak kepolisian berseru bahwa Kogoya sedang berusaha kabur dari penahanan saat tertembak mati. Pihak PolRi juga menyatakan bahwa keempat orang tahanan ini mengakui menjadi anggota OPM.
Email dari Koteka Prisoner Support juga menghubungkan kejadian awal Mei ini dimana 3 orang berada dalam tahanan di Rumah Sakit Wamena, tetapi penyakit dan keterangan lanjutnya dirahasiakan oleh pihak yang berwenang.
Sekretariat untuk Keadilan dan Perdamaian (SKP), dalam kronologi mereka mengenai HAM di Papua, melaporkan dari sesi ke-enam pada sidang ketiga orang tersebut pada tanggal 23 November 2004, tetapi tidak terdapat laporan dakwaan ataupun hukuman.
Salah satu dari keempat orang yang ditahan dalam kasus ini, Dipenus Wenda, dilaporkan masih berada dalam tahanan. Hal ini dilaporkan oleh Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP) pada tahun 2011, tetapi laporan ini masih belum bisa dipastikan. Nasib dari Wetius Wenda dan Tepenat Wenda masih berada dalam ketidak pastian.
Sumber-sumber
ETAN / Robert F. Kennedy Memorial Center, “Papua Report April 2004”, April 2004, http://etan.org/issues/wpapua/rfk/04aprilwpap.htm
Koteka Prisoner Support, “West Papua Prisoner Support Week”, 6 May 2004, http://groups.yahoo.com/group/tribal-melanesia/message/1784
Cenderawasih Pos, “Keterangan Kapolsek Memberatkan Terdakwa”, 9 November 2004, http://groups.yahoo.com/group/Komunitas_Papua/message/2538
Jakarta Post, “Police Shoot Dead Separatist Ahead of Voting Day”, 5 April 2004, http://www.thejakartapost.com/news/2004/04/05/police-shoot-dead-separatist-papua-ahead-voting-day.html
Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Jayapura, “Catatan Sosio-Politik No 10”, February 2005, http://www.hampapua.org/skp/skp02/ssp-10i.pdf
Aliansi Demokrasi untuk Papua, (ALDP changed its website during 2012, and its archive is currently unavailable online)